Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang
dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang
berguna membantu kehidupan manusia.
|
Dok. Siswa SMA Insan Cendekia Madani di Kasongan |
Gerabah diperkirakan telah ada sejak masa pra sejarah, tepatnya setelah
manusia hidup menetap dan mulai bercocok tanam. Situs-situs arkeologi di
indonesia, telah ditemukan banyak tembikar yang berfungsi sebagai
perkakas rumah tangga atau keperluan religius seperti upacara dan
penguburan. tembikar yang paling sederhana dibentuk dengan hanya
menggunkan tangan, yang berciri adonan kasar dan bagian pecahannya
dipenuhi oleh jejak-jejak tangan (sidik jari), selain itu bentuknya
kadang tidak simetris. selain dibuat dengan teknik tangan, tembikar yang
lebih modern dibuat dengan menggunakan tatap-batu dan roda putar.
Mau tahu sentra gerabah yang paling terkenal .... ya Kasongan..
Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta . Desa Kasongan merupakan Sentra Kerajinan yang paling terkenal di Bangunjiwo, dan juga menjadi aset berharga dari Kabupaten Bantul. Bahkan nama Kasongan mungkin lebih terkenal dibandingkan nama Desa-nya, yaitu Bangunjiwo. Disini kita dapat menemukan sentra kerajinan gerabah, yang menghasilkan ratusan bahkan ribuan keramik dengan berbagai jenis, bentuk dan ukuran. Dimotori oleh lebih dari 300 pengrajin,yang menyerap seribu lebih tenaga kerja membuat sentra kerajinan ini mampu menembus pasar gerabah internasional.
Hasil kerajinan gerabah Kasongan pada umumnya adalah guci, pot /vas,
patung loro blonyo, air mancur, wuwung, dan produk-produk keramik
lainnya. Khusus untuk guci, kita dapat menemukan banyak bentuk &
varian guci di Kasongan. Karena guci merupakan salah satu jenis keramik
yang kerap diburu para wisatawan. Selain karena ukurannya yang beragam,
mulai dari setinggi dua jengkal tangan hingga seukuran bahu orang
dewasa, guci di Kasongan juga memiliki banyak varian finishing nya.
Dilihat dari perkembangannya, finishing guci yang banyak ditemui di
Kasongan adalah finishing alami, yang hanya menggunakan cat sebagai
media ‘sentuhan akhir’ dari guci tersebut. Guci jenis ini relatif awet,
dari dulu hingga sekarang tetap laris diburu para wisatawan. Selain
karena banyak pilihan warna dan motif, guci dengan finishing alami ini
juga memunculkan citra asli dan orisinil serta benar-benar khas
Kasongan.
Penasaran kaan ??? lebih seru kalau berkunjung langsung ke Kasongan sambil praktek membuat gerabah disana......